Ketika bongkahan itu nyaris menabrak ISS, tiga astronot yang berada di dalamnya hanya diberi tahu mereka harus segera mencari perlindungan dalam sebuah kapsul Rusia yang diparkir di stasiun tersebut dalam waktu kurang dari satu jam.
"Jika bongkahan itu menghantam saat mereka masih berada di bagian utama ISS, mereka hanya punya waktu 10 menit untuk menyelamatkan diri," demikian pernyataan dari stasiun kendali di bumi, seperti dilansir AP, Selasa (17/3).
Lubang di badan stasiun antariksa bisa menyebabkan hilangnya udara dan tekanan yang bisa mengakibatkan kematian astronot. Insiden itu merupakan sebuah tanda bahaya, apalagi para ilmuwan memperkirakan masih banyak serpihan antariksa yang akan menghampiri ISS di masa depan.
Sementara ketiga astronot lupa membawa buku manual instruksi ketika memasuki kapsul penyelamat bernama Soyuz. Mereka menunggu selama 10 menit, siap untuk kembali ke bumi jika terjadi benturan hebat. Sementara para ahli di bumi menunggu dengan cemas.
"Kami mengawasinya dengan napas tertahan, tak tahu apa yang akan terjadi," ujar ilmuwan serpihan antariksa dari Badan Antariksa AS (NASA), Mark Matney.
Beruntung tabrakan tak terjadi, meski mereka belum bisa memastikan jaraknya. Ketiga astronot mengaku mereka tak bisa melihat serpihan itu ketika berlindung.
Direktur Center for Orbital and Reentry Debris Studies di Aerospace Corp. California, William Ailor, menyampaikan banyak satelit yang diluncurkan dan kemungkinan kontak dengan sampah antariksa. Komando Antariksa AS mencatat 13.943 obyek berukuran 10 cm atau lebih besar berada di orbit.