Cuplik.Com - Indramayu - Ratusan personil anggota
Polres Indramayu melakukan simulasi situasi
kontijensi di halaman Mapolres, Senin 18/8/ kemarin, Simulasi digelar untuk mengantisipasi situasi keamanan setelah hasil sidang Mahkamah Konstitusi pada 22 Agustus 2014 soal sengketa pemilihan presiden (Pilpres) 2014.
Direktur Lalu Lintas Polda Jabar, Joko Rudi mengatakan, simulasi situasi kontinjensi di Indramayu ditekankan kepada dua situasioner, yakni situasioner di jalur pantura, dan di luar pantura. Untuk situasioner jalur pantura, simulasi dilakukan untuk menghadapi kondisi seandainya terjadi penghambatan arus lalu lintas akibat mobilisasi massa yang mengarah ke Jakarta lewat jalur ini.
"Seperti di wilayah pantura Lohbener. Akan ada penutupan serta pengalihan kendaraan seandainya ada mobilisasi massa ke Jakarta di Lohbener nantinya. Pengalihan kendaraan dilakukan ke arah jalur-jalur alternatif yang ada di Indramayu agar tidak timbul hambatan," katanya seusai memantau simulasi di Mapolres Indramayu, Senin 18/8 kemarin.
Selain itu, Joko mengatakan, simulasi situasi kontijensi juga dilakukan terhadap lokasi-lokasi, seperti kantor KPU, Panwaslu, hingga kediaman pejabat di kedua instansi tersebut. Menurutnya, simulasi perlu diadakan, karena tipe pengamanan di kedua stasioner tersebut berbeda karakteristiknya.
Dia menambahkan, tujuan yang hendak dicapai dari simulasi tersebut adalah pengamanan terhadap keselamatan manusia. Oleh sebab itu, dia juga menekankan kepada jajaran polsek melalui Babinkamtibmas, serta intel polsek untuk melakukan deteksi dini terkait situasi keamanan menjelang hasil sidang MK.
"Laporan hasil deteksi dini yang diterima kemudian akan menjadi entry warning untuk melakukan langkah antisipasi selanjutnya," kata dia.
Kapolres Indramayu, Wahyu Bintono mengatakan, simulasi dilakukan dengan cara-cara, seperti penyekatan pergerakan, dan pergeseran massa yang menuju Jakarta. Menurutnya, pelaksanaan simulasi situasi kontijensi dijalankan jajarannya apabila terjadi perubahan situasi akibat adanya ketidakpuasan terhadap keputusan MK, mulai dari adanya pemanfaatan situasi oleh kelompok tertentu yang menjadi pemicu terjadinya aksi protes sampai dengan tindakan anarkis.
"Jumlah personil yang akan dilibatkan dalam simulasi 508 orang. Terdiri dari jajaran polres serta dari anggota polsek-polsek yang tersebar di Kabupaten Indramayu, " tuturnya.
Wahyu kemudian meminta kepada masyarakat agar tidak terpancing provokasi menyesatkan yang bisa menimbulkan situasi tidak kondusif menjelang hasil keputusan sidang MK.
"Hal itu juga termasuk menolak adanya ajakan dari kelompok yang sekiranya berpotensi akan memanfaatkan situasi tersebut menjadi output yang negatif," ujarnya.