pasalnya kini setengah bagian tubuhnya tersebut sudah tidak dapat digerakan sama sekali, hal tersebut dirasakannya selama enam (6) tahun terhitung sejak tahun 2009 lalu.
“semuanya setengah badan saya dari pinggang hingga kaki ini kalau di pegang sudah tidak terasa lagi dan sudah tidak bisa digerakan lagi”.terang Itati kepada cuplik.com, di kediaman orang tuanya, pada Sabtu, 29/09/2014.
Dikatakan senada dengan Itati pihak keluarganya yakni orang tua dan kakak kandungnya menuturkan, selama itu upaya pengobatanpun sudah dilakukan sejak masih di Qatar hingga setibanya di Indonesia, diakui Tati, selama kurun waktu tersebut setibanya di Indramayu ia pernah satu kali memeriksakan dirinya di RSUD Indramayu dengan biaya pribadi dan setelahnya tidak pernah dilakukannya lagi mengingat tidak adanya biaya untuk berobat, selain itu apabila dirawat di RS tidak ada yang menunggui dan mengurusnya.
“pernah berobat ke RSUD saja terus sampai sekarang tidak lagi karena gak ada biaya, selain itu tidak ada yang menungguinya di rumah sakit nanti”.ujar Kakak Itati.
Hal tersebut disampaikan pihak keluarga yang mendampinginya saat menerima kunjungan perwakilan LSM Silaturahmi Indramayu Bersatu (SIB), Keluarga Migran Indonesia (KAMI) Korwil Indramayu, dan Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Indramayu, bersama aparat pemerintah desa setempat pada, Senin 29/09/2014.
Dikatakan, Darpan Emon, ketua KAMI Korwil Indramayu yang mewakili ketiganya, sejak awal ketiga lembaga organisasi tersebut sepakat mendampingi korban dalam hal untuk memberikan bantuan penanganan medis dalam upaya kesembuhan sakit yang diderita korban saat ini, diantaranya dengan membantu korban melalui program pemerintah maupun dana bersama yang bersumber dari dana donasi maupun dana bansos lembaga pusat, sementara untuk program galang dana bagi mayarakat yang akan menyalurkan bantuan dapat menyerahkannya secara langsung dialamat tersebut maupun melalui program SIB Peduli, ke SIB PEDULI Rekening BRI Unit Majakerta - Indramayu - Jawa Barat. No Rek BRI : 4200-01-002867-53-9 A/n CBO PERMATA-AYU.
“berdasar rencana kerja, sebagaimana kami sebagai mitra pemerintah selain akan kami ajukan penanganan medis dengan program pemerintah, kami juga akan ajukan untuk membawanya ke RST Dompet Dhuafa di Bogor”.ujar Darpan, saat ditemui dikediamannya di desa Teluk Agung, Selasa 30/09/2014.
Ditambahkan, Darpan, rencana tersebut kiranya akan segera dilaksanakan, namun pihaknya masih menunggu keputusan pihak keluarga, terkait kesiapan siapakah nanti yang akan menungguinya di Rumah Sakit.
Dikatakan, Itati (29), saat di Qatar dirinya memiliki majikan warga philipin dan selalu diberlakukan secara tidak manusiawi, sakitnya tersebut berawal dari upayanya melarikan diri dari rumah majikannya melalui jendela rumah dengan menggunakan tali dari kain yang di ikat memanjang, namun nahas tali yang digunakan tidak kuat dan terputus hingga Itati jatuh ke lantai dalam posisi berdiri, diapun dilarikan ke rumah sakit oleh Tenaga Kerja Indonesia laki-laki yang merasa iba dan mengantarkannya ke rumah sakit.
“dikarenakan tidak kuat atas perlakuan majikan saya, saat itu saya berusaha kabur dari lantai atas dengan tali dan talinya tidak kuat akhirnya saya jatuh posisi berdiri, dan ditolong oleh TKI laki-laki ke rumah sakit”.ungkap Tati.
Sementara Rais, Kuwu PJ Desa Sukaurip yang baru diangkat per 23/09/2014 lalu, mengaku prihatin atas apa yang menimpa korban, selain itu pihaknya akan coba mengupayakan dan membujuk korban maupun keluarganya untuk mau dilakukan upaya penyembuhan lanjutan baik dengan program biaya pemerintah dan juga yang lainnya, serta mendukung dan mengucapkan terima kasih atas perhatian masyarakat terlebih kepada lembaga baik LSM maupun Organisasi yang peduli atas keadaan tersebut.
"mudah-mudahan nanti baik korban maupun keluarganya mau untuk dilakukan upaya penyembuhan, dan kami ucapkan terima kasih atas kepedulian temen temen LSM dan Organisasi yang peduli kepadanya".tutup Rais.