Hal itu diungkapkan oleh pengamat politik dan praktisi hukum, Sahali SH, Kamis (9/10/14), dalam menyikapi langkah interupsi yang dilayangkan ketua fraksi PKB Muhamad Sholihin pada saat rapat paripurna istimewa terkait hari jadi Indramayu ke 487 kemarin (7/10) (baca: Hari Jadi Indramayu Digugat, Bukti Otentik Dipertanyakan).
"Lebay banget tuh ketua DPRD, harusnya biarin aja dan tampung ucapannya bukan langsung di-cut," katanya.
Menurutnya, interupsi yang dilakukan Sholihin memang bagus karena sebagai wakil rakyat, usulannya tentu berdasarkan aspirasi rakyat, dimana terkait hari jadi Indramayu itu sendiri memang jelas belum benar adanya.
"Memang belum ada kejelasannya (hari jadi Indramayu), dan apa yang dilakukan Sholihin itu benar agar didengar langsung," katanya.
Ia juga mempertanyakan kualitas sosok ketua DPRD Indramayu yang tidak memahami hak anggota dewan.
"Tak ada aturan yang melarang interupsi pada paripurna istimewa, kok dihalangi, itu gimana?," Tanyanya
Oleh karenanya ia berharap, dengan perlakuan Sholihin sendiri yang lakukan interupsi itu dapat membuka mata bupati bahwa dirinya yang memiliki kebijakan penuh agar menseriusi pembuktian sejarah Indramayu.
"Kalau tidak selamanya masyarakat akan kehilangan makna daerahnya karena sejarah itu adalah wajah sebenarnya akan sebuah daerah," tandasnya.