Cuplik.Com - Indramayu - Bekerja ke luar negeri seyogianya disadari sebagai pilihan terakhir dengan tujuan yang jelas untuk memutus mata rantai kemiskinan dan meningkatkan kemandirian hidup keluarga. Sayangnya, sebagian besar dari Buruh Migrant Indonesia (BMI) yang berangkat ke luar negeri tidak sadar dengan tujuan keberangkatannya. Bahkan cenderung belum menentukan target kerja sehingga banyak dari mereka yang bekerja bertahun-tahun tetapi belum mendapatkan apa-apa.
Untuk lebih meningkatkan dan membangun kemandirian Buruh Migran Indonesia (BMI) dan keluarganya, khususnya bagi keluarga BMI di Indramayu, Migrant Institute (MI) Dompet Dhuafa bersama Keluarga Migrant Indonesia (KAMI), Korwil Indramayu mengadakan program Workshop dan sosialisasi dengan keluarga BMI/TKI Indramayu, bertempat di Aula Hotel Handayani Jl. Kembar No.204 Indramayu, pada Rabu, 22/10/2014.
Acara tersebut rencana akan digelar selama dua hari yakni hingga Kamis, 23/10/2014, pada acara yang bertajuk Twins countries (Negara Kembar) ini, dimulai dengan membuka pandangan tujuan dari PJTKI, kemudian mengajak mereka untuk mengalokasikan kiriman uang mereka kearah yang lebih produktif, membantu mereka untuk punya kemampuan merencanakan keuangannya, dan selanjutnya mengajak mereka untuk menentukan yang sebenarnya kehidupan seperti apa yang akan mereka bangun bersama kedepan disaat mereka sudah tidak menjadi TKI lagi.
Menurut Direktur Migrant Institute, Adi Chandra, program tersebut merupakan program lanjutan MI Dompet Dhuafa di Hongkong beberapa waktu yang lalu, dalam program ini juga dimaksud agar dapat menemukan bagaimana menyatukan mimpi dan pikiran antara keluarga Buruh Migrant dan Tenaga Kerja Indonseia (TKI) yang masih aktif.
"Program ini merupakan program lanjutan, dimana, agar kiranya dapat menemukan bagaimana menyatukan mimpi dan pikiran antara keluarga BMI dan TKI yang masih aktif".Ungkap Adi kepada Cuplik.com.
Lanjut Adi, maksud dan tujuan daripada kegiatan tersebut yakni memutus siklus migrasi yang tidak berkesudahan, seperti yang kita lihat saat ini seseorang terus menerus dan mereka berulang kali menjadi buruh migrant tidak pernah berkesudahan, dalam hal ini menurut pandangannya dimana faktor utama mereka seperti itu dikarenakan tidak adanya kesamaan visi antara buruh migrant dan keluarganya tersebut.
Acara yang bertajuk Twins countries (Negara Kembar) ini, sendiri untuk menjembatani dan memfasilitasi mimpi diantara keduanya,
"Maksud dan tujuan daripada kegiatan tersebut yakni memutus siklus migrasi yang tidak berkesudahan, dan saya melihat hal tersebut dikarenakan diantara mereka, yaitu antara buruh dan keluarganya ini tidak ada kesamaan visi".ucap Adi.
ditambahkan Adi, pada umumnya keluarga TKI kebanyakan mereka lebih menggantungkan kehidupannya ke orang yang menjadi TKI tersebut, padahal profesi TKI bukanlah profesi sepanjang hayat dimana ada saatnya TKI tersebut harus pulang, bisa dikarenakan faktor usia atau penyakit bisa juga karena kecelakaan atau PHK, sehingga pada umumnya ketika TKI tersebut pulang dia tidak akan bertahan lama, dan TKI tersebut biasanya akan disuruh kembali berangkat dikarenakan sumber penghasilan habis, oleh karenanya pada hal ini penting dalam membangun kesadaran dan juga penting mengajak mereka untuk jangan berhenti pada indikasi kesuksesan dengan bangunan rumah atau benda yang bersifat fisik yang ternyata semua itu tidak menjadi apa-apa ketika TKI tersebut pulang.
"pada umumnya ketika TKI tersebut pulang dia tidak akan bertahan lama, dan TKI tersebut biasanya akan disuruh kembali berangkat dikarenakan sumber penghasilan habis".Ujar Adi
kegiatan tersebut akan terus dilakukan, Program inti dari migrant institute sendiri adalah pendampingan sampai mereka benar-benar mampu membangun kemandirian tanpa menggantungkan kehidupannya menjadi TKI. dia juga mengatakan memang tidak salah menjadi TKI akan tetapi pastikanlah menjadi TKI dengan tujuan yang jelas dan memiliki perencanaan disaat kita tidak menjadi TKI nantinya.
pantauan lapangan selain Direktur Migrant Institute, Adi Chandra, hadir diantaranya Agus Salim, Sekretaris MI, Darpan Emon, Ketua KAMI Indramayu, Nanang Hasan Susanto, Sekretaris KAMI Indramayu, juga dihadiri oleh anggota perwakilan keluarga BMI/TKI dari berbagai wilayah di Indramayu, diantaranya dari wilayah Sidadadi-Haurgeulis, Jaya Mulya, Suka Melang, Kalianyar Kerangkeng, Raja Iyang Losarang, Sumuradem-Sukra, Teluk Agung, dan Kertasemaya.