Ribuan warga antusias mengikuti dengan dimeriahkan puluhan kreasi glodok atau roda empat dan roda dua bernuansa agama dan budaya, reog, dramben, genjringan, dan kreasi-kreasi lainnya.
Malam harinya juga dimeriahkan pesta ribuan kembang api dan pengajian umum oleh Kyai Hasan Wahyudin dari Arahan Indramayu dan diisi oleh qori Moh. Ikhsan sekaligus pembagian hadiah perlombaan dan santunan anak yatim piatu serta undian kupon berhadiah jutaan rupiah untuk masyarakat, dengan hadiah utama dua sepeda.
Selain itu panitia juga sebelumnya telah mengadakan perlombaan-perlombaan untuk anak-anak seperti pidato, hafalan juzz amma, cerdas cermat, adzan anak-anak, adzan orang tua, kaligrafi, futsal, dan festival tumpeng.
Pada peringatan kali ini, ada yang berbeda, pasalnya selain membuat kreativitas bertemakan agama Islam, sebagian warga membuat patung berbentuk buaya dan dua orang pasangan pengantin sebagai simbol sejarah desa Jatisawit Lor.
Diketahui dalam cerita adat desa Jatisawit Lor, Ki Jagantaka disebut-sebut sebagai nenek moyang yang dikisahkan menikah dengan anak buaya dari negeri kali Cimanuk. Diceritakan, ketika warga Jatisawit Lor membutuhkan pertolongan, maka untuk memanggil anak keturunannya cukup dengan membunyikan bedug, dan nanti akan muncul untuk membantu, sehingga hingga sekarang dua masjid yang ada di desa Jatisawit Lor tak memiliki bedug.
"Kita sengaja melibatkan semua warga untuk menyambut tahun baru islam ini. Warga dibebaskan untuk berkreasi membuat apapun, termasuk simbol adat desa kami," ujar ketua Panitia, Tadin.
Ia menjelaskan, acara pada tahun ini jauh lebih meriah dibanding sebelumnya, karena antusisme warga dan aparat desa seperti RT dan RW dan juga para donatur ikut membantu mensukseskan acara tersebut.
"Alhamdulillah acara tahun ini, sangat meriah," tegasnya.
Sementara menurut ketua umum Forum Warga Jatisawit Lor (FORWAJA), Ali Maknawi menjelaskan, acara tersebut sebagai bentuk upaya persatuan warga dalam menyikapai akan dilaksanakannya Pilwu di Jatisawit Lor yang akan dilaksanakan pada 10 desember mendatang.
"Peringatan kali ini, bukan semata-mata untuk menyambut tahun baru islam, tetapi juga mengajak semua warga untuk saling bersatu untuk mensukseskan hajat demokrasi Pilwu. Semoga tidak ada kendala dan ekses apapun,"
Ali menambahkan, peringatan tahun baru islam juga melibatkan para pemuda, remaja dan anak-anak, hal itu dimaksudkan untuk generasi ke depan dalam membangun bangsa melalui desa yang kebetulan bertepatan dengan hari sumpah pemuda yang diperingati setiap 28 Oktober.
"Pemuda dan anak-anak kita juga libatkan, harapannya ke depan mampu saling bersatu untuk menciptakan perubahan bagi bangsa melalui desa," tandasnya.
Acara dihadiri para tokoh masyarakat setempat dan pemerintahan desa, juga para calon kuwu desa jatisawit Lor.