Cuplik.Com - Indramayu - Beberapa pekan usai penangkapan Yance, tiga aktivis Indramayu kembali mendapat ancaman teror dengan dikirimi paket berisi kepala anjing dan secarik kertas yang bertuliskan ancaman dengan menggunakan darah yang diduga darah anjing.
Ancaman tersebut bertuliskan "Ali Sahali, Hadi Santoso, Hatta, dan lain-lain, Awas Hati-hati kalian di jalan". Paket ditemukan di Kampus AMIK Indramayu, dan baru diketahui pada malam Jumat saat tukang becak mencoba membuka paket tersebut karena dicurigai.
Hal itu dikatakan salah satu Karyawan AMIK, Jum’at (19/12), Ia mengaku paket tersebut sebenarnya sudah ada sejak Kamis pagi (18/12).
“Ya saya lihat itu pagi hari di dekat pohon palem dekat pagar, cuma saya kira hanya paketan punya mahasiswa atau sebatas ganjelan pagar, ya udah saya biarkan. Saya enggak kepikiran itu kalau teror loh mas,” terangnya.
Ia menjelaskan, paket diketahui setelah salah satu tukang becak memintanya untuk dibuka karena penasaran. Kemudian setelah diketahui berisi kepala anjing, beberapa saat kemudian pihak kepolisian dari Polres Indramayu mendatangi TKP untuk diidentifikasi.
Hingga kini barang bukti masih diamankan di poihak Polres Indramayu.
Diketahui, kampus AMIK merupakan tempat yang sering digunakan oleh para aktivis dan mahasiswa untuk berdiskusi tentang situasi daerah Indramayu.
Ketiga nama tersebut, Hadi Santosa selain direktur AMIK ia juga salah satu presidium dari Konvensi Rakyat Indramayu (KRI). Sahali, selain dewan presidium KRI, ia juga ketua Banteng Muda Indonesia (BMI) Indramayu. Sementara Hatta, selain mantan Caleg NasDem juga aktivis Lumbung Informasi Rakyat (LIRA) dan Kordum saat aksi kemarin (8/12) di Kejati Indramayu (baca: Mendukung Kejagung Atas Penahanan Yance, Masyarakat Indramayu Potong Tumpeng).
Direktur AMIK Indramayu, Hadi Santosa Farhan, mengaku baru mengetahui ketika dikonfirmasi karena memang ketika dibukanya paket tersebut pada pukul 20.30 WIB oleh petugas kepolisian resort indramayu posisinya masih dirumah sakit karena types.
“Sekarang saya baru sampai rumah dan ini pun masih pemulihan sehat. Kita enggak pernah lakukan perlawanan dengan anarkis atau premanisme tapi pakai edukasi. Maka sudah selayaknya jika ingin dilawan, juga dengan edukasi bukan dengan begitu,” keluhnya.
untuk itu, ia mendorong pihak kepolisian untuk mengusut tuntas tindakan pengancaman tersebut terlebih yang dialamatkan tersebut adalah lembaga pendidikan dimana tentunya tak pantas diancam seperti itu.
“Kepolisian pun sudah lakukan proses dan saya harap mampu menyelidiki lebih lanjut hingga ketemu pelaku pengirimannya siapa dan berikut dengan motifnya apa,” tandasnya.
Ancaman teror dan kekerasan sebelumnya juga pernah terjadi.
Pada peringatan Mayday 2013, buruh diserang oleh ormas karena diduga berorasi terkait kepemimpinan Indramayu (baca: Polisi Diminta Tuntaskan Kasus Kekerasan May Day 2013).