Kegiatan dengan tema "Pelatihan Paralegal dalam Rangka Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang (trafficking) untuk Tenaga Pendidik/Guru Menengah Pertama dan Atas" dilaksanakan bersama dengan pengembangan "Modul Migrasi Aman dan Anti Perdagangan Orang" untuk sebagian para pendidik di wilayah Indramayu Timur. Kegiatan dilaksanakan pada 21-22 Februari 2015 di Yayasan Pendidikan Ibu Siti Chodijah, Segeran Juntinyuat, Indramayu.
Ketua SBMI Indramayu, Juwarih menjelaskan kegiatan ini terselenggara atas kerjasama SBMI dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) RI yang pesertanya berasal dari 15 sekolahan di wilayah Juntinyuat, Karangampel, Kedokanbunder, Krangkeng, dan Jatibarang.
"Selama ini pendidik jarang sekali dilibatkan dalam memberantas trafficking, padahal korban banyak sekali menimpa para siswa-siswi yang baru lulus, bahkan ada yang putus sekolah karena menjadi buruh migran. Sehingga kegiatan ini diharapkan ada partisipasi dari para pendidik untuk memberikan pemahaman ke anak didiknya terkait migrasi aman," kata Juwarih, Senin (23/2/15).
Ia menjelaskan, kegiatan ini merupakakan serangkaian yang sebelumnya pernah diadakan sosialisasi ke para guru yang melibatkan pemerintah setempat seperti Kanit PPA Polres Indramayu, dinas Pendidikan Indramayu, dan Disnaker Indramayu.
Salah satu pemateri dari praktisi hukum, Sahali SH, yang mengisi terkait pemahaman hukum dan bagaimana menangani kasus tentang trafficking menjelaskan, menurutnya kasus trafficking di Indramayu memang tidak terlepas dari perhatian pemerintah dan regulasi yang ada di daerah, namun hal itu tidak maksimal dalam perlindungannya. Sehingga para guru sangatlah penting untuk menjadi bagian dari gerakan memberantas tindakan yang extra ordinary crime (kejahatan luar biasa) ini.
"Saatnya guru ikut andil dalam menangani kasus-kasus trafficking, terutama di pencegahannya," jelasnya.
Kegiatan itu juga direspon oleh para peserta yang hadir, salah satunya Ulin salah satu guru dari SMA Nurul Quran di Krangkeng mengatakan, ia mengikuti pelatihan ini dengan harapan agar memahami terkait migrasi aman dan penangannya terhadap kasus-kasus trafficking.
"Biar tahu bagaimana ketika saya sampaikan ke murid-murid di sekolah," katanya.
Kegiatan itu juga dihadiri oleh Anwar Maarif alias Bobi, Sekjen SBMI pusat dari Jakarta, ia mengajak kepada para peserta untuk mengkampanyekan terkait migrasi aman ke para murid dan masyarakat umum lainnya.
"Indramayu salah satu daerah di Indonesia yang terbesar pengiriman TKI-nya ke luar negeri, sehingga sangat perlu bagi parta pihak untuk ikut peduli dan melakukan pendampingan jika ada kasus-kasus yang tidak kita inginkan. Keluarga jangan takut untuk melaporkan, dan SBMI siap sekuat tenaga jika diminta untuk mendampinginya," tandasnya.