Indramayu - Indonesia negara yang menduduki peringkat ke-4 dunia dalam hal jumlah penduduk terbanyak, hal itu tidak dapat dipungkiri menjadikan salah satu produsen sampah terbanyak dunia.
Dengan jumlah penduduk tidak kurang dari 250 juta jiwa, hingga 200 ribu ton sampah per hari pun diproduksi oleh masyarakat Indonesia. Hal ini tentu harus diimbangi dengan pengelolaan sampah yang baik, agar di kemudian hari tidak menjadi masalah yang semakin kompleks.
Dr. Gabriele Andhari, dosen Fakultas Teknik Universitas Indonesia yang aktif bergerak di dalam permasalahan sampah mengatakan bahwa hingga saat ini permasalahan sampah Indonesia sudah memprihatinkan. Sehingga perlu dilakukan upaya yang komprehensif untuk menanggulanginya dan harus diimbangi dengan peningkatan kesadaran dari masyarakat.
Menjawab tantangan tersebut, Pertamina RU VI Balongan menyelenggarakan gerakan “From Garbage to Garden” sebagai upaya meningkatkan awareness pekerja dan mitra kerja RU VI Balongan agar lebih bijak mengelola sampah. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Peduli Sampah Nasional 2015 di Area Gedung Putih RU VI Balongan (9/03).
Gerakan ini merupakan program yang diinisiasi oleh Environment Section di bawah fungsi Health, Safety and Environment dengan memanfaatkan sampah rumput hasil pemotongan rumput di area kilang untuk diproses menjadi kompos.
Kompos hasil olahan tersebut dapat digunakan oleh para pekerja dan mitra kerja RU VI secara gratis untuk digunakan di rumah masing-masing. Selain itu, kompos tersebut juga dapat dimanfaatkan untuk memupuk tanaman di sekitar kilang dan perkantoran.
Dikatakan Yulian Dekri General Manager RU VI Balongan, Pemanfaatan sampah rumput menjadi kompos tersebut merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh Pertamina RU VI Balongan dalam mengurangi sampah yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Pecuk Indramayu,
“Pemanfaatan sampah rumput menjadi kompos tersebut merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh Pertamina RU VI Balongan dalam mengurangi sampah “, ujar Yulian Dekri General Manager RU VI Balongan.
Lanjutnya, dengan volume sampah rumput sebanyak 268,50 kg per hari yang akan diolah menjadi kompos, pertamina yakin dapat mengurangi beban TPA Pecuk secara signifikan.
"Kedepannya, Pertamina akan mulai mengolah sampah dari jenis plastik dan kertas sebagai bentuk komitmen yang berkelanjutan", tutup Yulian.