Cuplik.Com - Jakarta - Insiden Bima NTB, bukti Polri tidak bisa mengatasi gejolak massa, untuk itu Polri diminta segera melakukan evaluasi secara mendalam, mereformasi diri, terutama terkait penanganan massa dan huru hara. Bila perlu melakukan pemecatan secara massal.
"Polri seharusnya mengedepankan pendekatan persuasif kepada rakyat, jangan selalu menyalakkan senapan kepada rakyat jelata. Saya kira Polri perlu evaluasi, kalau perlu seperti di meksiko yang memecat 900 polisi bermasalah dan menggantikan fungsinya dengan Angkatan laut," ujar Anggota Komisi Hukum DPR RI
Aboe Bakar Al Habsyi, Sabtu (24/12/11).
Tewasnya
tiga orang serta sembilan pengunjuk rasa yang terkena luka tembak di Bima (24/12), menunjukkan kegagalan polisi dalam mengelola keamanan aksi unjuk rasa.
"Kegagalan ini menambah daftar hitam penanganan massa oleh Polri, sebagaimana kita ketahui pengamanan yang dilakukan polri di Lampung maupun Papua juga memakan korban," jelas legislator PKS itu.
Aboe menegaskan, fungsi Polri merupakan sebagai pelindung rakyat, bukan malah memanfaatkan posisinya untuk menindas rakyat dan
membela kepentingan orang atau kelompok tertentu (pengusaha).
"Pistol dan peluru yang diberikan kepada mereka seharusnya digunakan dengan benar, jangan digunakan untuk menembak mahasiswa atau para petani. Mereka bukan teroris, bukan pula perampok uang negara, jadi jangan represif," Aboe mengingatkan dengan tegas.